Chapter 1

-Jalan setapak diantara Taman dan pohon~


“Tsuki~ aku suka dengan seseorang”
Aku mengatakannya pada Tsuki chan sahabatku. Ketika bel pulang berbunyi 15 menit yang lalu.

“Nee? Hontou ni? Siapa dhe?” teriaknya kaget. Tsuki menenteng tasnya dengan ekpresi kaget-luar-biasa.

“Uuhmmm~” aku ragu mengatakannya.
Takaki masih mengekori kami dari tadi. Entah apa yang dipikirkannya.

“Dare-dare?” Pinta Tsuki penasaran.
“Anou, aku malu” wajahku merona. Ku tutup dengan syal rajutku.
“Aahh~ dhechan, hayaku~” paksanya menyodorkan tampang_innocent yang tak ku mengerti.
“Eheheehe~” aku menyerah. Yah, memang dari awal ingin kusampaikan pada Tsuki chan. Aku tidak kuat menahannya lama-lama sendirian. Dan yah, sudahlah, tidak apa-apa kali ini Takaki juga mengambil bagian-dengar.

“Uummmph~ dia~ orang yang ku temui kemarin, di taman bermain itu loh \^~^/
Kyaaa akhirnya aku mengatakannya.

“eeeeeehhhhhhh?????????
Siapa?
Kento?
Fuma?
Gak mungkin Yama kan?” pernyataan bertubi-ubi dari Tsuki membuat ku tertawa geli.

“Aahaha Yama kan adik ku Tsuki” kataku menerangkan menggeleng-gelengkan kepala ku kencang.

“Eeee? Kalo getu Misaki???
Kyaaa Dia adikku dhechan” ada sedikit nada tidak rela disana.

“heee~ chigau~” kataku mendorong Tsuki kuat-kuat.
Tubuhnya oleng dan menabrak Takaki yang berdiri gusar disebelahnya.

“Jangan main-main” katanya sewot.

Matanya galak sekali

dengan tubuh jangkung yang menurutku agak menakutkan.

“Gome~ Takaki-kun” kata ku sungguh-sungguh.

Tsuki tidak menggubris Takaki sedikitpun, ia terus bertanya pada ku sepanjang jalan pulang itu.


****************************************

-Olah-raga, Basket dan Takaki “1

“hmmmmpph~ akhirnya tidak jadi bilang ke Tsuki”

Tadi malam Tsuki tidak henti-hentinya menanyakan padaku lewat message dan bahkan rela menelpon. ^^; sepertinya dia penasaran sekali. Tidak seperti Tsuki biasanya yang selalu tenang-adem-anyem. Hee~
Kalau saja kami tidak bertemu Yama yang mengajakku pulang naik sepeda. Pasti aku tidak sanggup menahannya sampai hari ini.

-Mengatakannya pada Tsuki-

Yaa, kemarin menurut-ku Momento-nya kurang pas.
Takaki sudah majang muka bete dari pagi. Sampai pulangpun tetap begitu.
Kenapa ya?
Dia bertengkar lagi dengan pacarnya?
Tsuki tidak bilang apa-apa padaku.
Ya, semoga saja mereka tidak apa-apa.

Ku tengok Takaki di barisan anak cowok, wajahnya sudah ceria.
Ia berbincang dengan Hikaru yang kelihatan sangat bersemangat memamerkan potongan rambut barunya.
Syukurlah~ ^-^

Aku meregangkan otot-ototku. Hari ini pelajaran olahraga. Sepertinya akan main basket. Hehehe atashi wa basuketto ga daisuki desu. >///< “

Daikirai datta” Kata-kata ini dari Tsuki.

“neeeeeee?” aku kaget. “Doushita no?” ku perhatikan raut wajah Tsuki yang berlari di sebelahku, sedikit kacau dengan kening yang cukup berkerut.

“eeh?” agak kaget dia menjawabku “daijyobu, bukan dhe chan kok~ sungguh~” katanya menjelaskan.

Aahh ada apa ini??

Aku curiga~

Lagi Ku lirik Takaki. Sama!

Ekspresinya sama! Wuaa ada apa ini?


***************************************
-Olah-raga, Basket dan Takaki
“2”

Pelajaran olah ragapun berakhir dengan kemenangan mutlak di kubu anak cowok.
Kami latih tanding melawan tim cowok. Ya sudah jelas kami kalah. Selain proposi tubuh yang tidak mendukung. Tim itu pun memang kumpulan pemain basket. ^^;

*Takaki ~ forward (penyerang, pencetak angka)
*YABU ~ KAPTEN
*INO ~ BACK (penyusun strategi)
*Hikaru~ forward (penyerang geje)
*Daichan ~ forward (prisai ring, larinya cepat)

Curang ya~

Sedangkan kami para anak cewek, tidak ada yang bisa diandalkan selain kemampuan pas-pas’an maximum.

“aahh capek~” keluh ku pada Tsuki. Aku bersandar di punggungnya.
“iya, cape’ dhe, mana kita kalah lagi” gerutunya agak sewot. Tadi seakan tidak rela, waktu time-out. Tsuki panas dia melempar bola keras-keras ke ring. Masuk. Tapi kami tetap kalah dengan skor “79-19” hehehehe @^~^@

Yang kalah di paksa membereskan lapangan dan memasukkan semua bola ke keranjang, juga mengembalikannya ke gudang olah raga. Dan semuanya anak cewek yang kerja. Sementara tim pemenang berleha-leha ke kantin sekolah.
“Wah anak-anak cowok curaang~” keluh Dinchan teman satu kelas ku. Dia tampak kelelahan sekali.
“Ya, mau bagamana lagi, ini ulah Hikaru kan? Dia yang mengusulkan yang kalah kerja! Huh!” ketus Tsuki mengingatnya. Memasukkan bola cepat-cepat. Kelihatan sekali dia sudah terbiasa dengan tugasnya sebagai manager tim basket putra. Aku juga sih, tapi tidak secekatan Tsuki tentunya ^^;

“dhe chan jangan melamun” tegur Dinchan mengingatkan.

“ahh, haaaai~” aku bergegas mengejarnya yang sudah menyelesaikan pekerjaan kami.

Kali ini pun aku tidak banyak membantu.

"Gomeenasai deshita” ku peluk Dinchan dan Tsuki erat-erat.


*****************************************
-Olah-raga, Basket dan Takaki “3

Takaki sudah menunggu kami di depan pintu gudang olah raga, ketika aku dan Tsuki meletakkan peralatan olahraga disana.
Wajah Tsuki langsung berubah, dia kelihatan ketus sekali.
“Mau apa?” kata Tsuki dengan pandangan lurus.
“Aku mau bicara” jawab Takaki.
“Aku tidak mau” tolak Tsuki mentah-mentah.
“Bukan kamu” katanya datar.
“Eehh??”
“Yamato, kamu” tatap Takaki padaku.
“Hhaah? Dhe? Hontou?” aku kaget. Berpandangan tak percaya dengan Tsuki sebelum takaki menjawab, “Ya”.


**********************************************
-Olah-raga, Basket dan Takaki “4”

“Ada apa? Takaki kun?”
“Perlu dengan dhe?”
“Bukan dengan Tsuki?” aku menyodorkan pertanyaan dengan gusar.
Takaki mengajak ku berjalan di kebun belakang sekolah. Padahal aku belum sempat ganti baju. Sebentar lagi pelajaran Matematika. Hiks >yabai<>
Tidak!
Aku belum kerjakan PR! AKU LUPA!
GyaaaaA YAAABAAAAAI

Sementara aku sibuk dengan pikiranku, aku jadi tidak memperhatikan jalan.
Takaki sudah berhenti.
Ia Berbalik, dan memandangku.

“Gomen” katanya di sela-sela wajah nanarnya. “
Eeeh?” ~ ~ ~ `



Bersambung~


@@@@@@


Gomen Tsuki, dhe pinjem Taka nya bentar hee~