Amai no Yuuri

Daisuki da yo... SeLamat datang di duniaku .. ^‿^v

Tampilkan postingan dengan label My Penpik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label My Penpik. Tampilkan semua postingan

Saat aku menyukai seseorang, hatiku sakit sama seperti sebelum-sebelumnya.

Sakit yang tidak ku ketahui kenapa… sakit yang dalam…

 

Apakah ini karena luka?

Apakah karena luka itu tergores lagi?

Atau karena luka itu takut hilang?

 

Perhatianku kini mulai beralih…

Doushiyo?

Ikuto aku tidak ingin kehilangan kamu….

 

***

Musim semi (Flower’s of Spring)

 

Langit di balik tirai kamar itu cerah. Menembus bilik-bilik tirai kamar, Naoki masih tertidur lelap tanpa menyadari jam pada ponsel yang di genggamnya sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.

“Cuit cuit cuit…” suara burung kecoklatan itu terdengar riang. Burung-burung itu bermain diantara batang pohon sakura yang mulai bersemi. Pada pucuk-pucuk batang kecoklatan itu kuncup mungil pink mulai menyeruak secara alami diantara batang-batang kecoklatan yang terlihat serasi dengan warna burung-burung yang bernyanyi riang di taman rumah mungil keluarga Mogami.

Papan nama keluarga pada pagar rumah itu bertuliskan lima nama. Urutan pertama Masahiro (Kepala keluarga), kedua Naoko (Istri), ketiga Yoshihiro (anak pertama), keempat Naoki (anak kedua), dan kelima Naohiro (anak ketiga). Diantara pagar kayu itu tumbuh lilitan bunga ungu yang terawat dengan baik. Begitu memasuki pekarangan rumah sekawanan bunga nadeshiko melambai riang. Bunga mungil yang cantik, sangat disukai Naoki yang merawatnya dengan penuh cinta. Sementara bunga-bunganya bersemi Naoki masih terlelap diantara rentetan mimpi indahnya.

“Nao~chan ayo bangun… hari ini sekolah kan?” Naoko-san memanggil putri semata wayangnya itu dengan lembut membelai kening Naoki.

“Ummm~ Kaa-san~ “ Naoki menggeliat. Matanya masih terpejam, ia malas sekali untuk bangun.

“Nao-chan~ onegai~” dengan penuh kesabaran Naoko-san membangunkan Naoki yang memang sangat bermasalah jam bangun paginya.

“Haaaiii~” Naoiki hanya menyahut sekenanya, ia memejamkan matanya lagi

“Nao~chaaaannn~”

“...”

“Naooo~”

“...”

***

“BHUAAAGKKKHH” sebuah bantal melayang ke kepala Naoki.

“Aaaaaa itaaaaaaaai yoooooo!!!!” Naoki langsung membuka matanya dan melempar balik bantal yang mengggangunya.

“Maa~ Kaa-san Nao sudah bangun” Yoshihiro nyengir, kakak Naoki itu berdiri di pintu kamarnya.

“Yokatta na~ memang paling ampuh untuk minta tolong padamu, Arigatou Yocchan~” Naoko-san mencium pipi putranya lembut.

“Eeeee?” mata Naoki terbelalak kaget.

“Anou, Mama doushita no?” ia terkejut dengan suasana kamarnya yang ramai.

“Sudah bangun kan! Cepat mandi sana!” Yoshihiro melempar handuk ke wajah Naoki.

“Eeeee? Nande yo?”

 “Aku tidak mau terlambat di hari pertama masuk sekolah!” Yoshihiro menarik tangan Naoki dan mendorongnya ke kamar mandi. Sementara Naoki masih bertanya-tanya kenapa kakaknya itu mau bersusah payah membangunkannya? Padahal biasanya Yoshihiro tanpa rasa iba sedikit pun meninggalkan adiknya itu. Membuat Naoki setiap hari berlarian mengejar bus untuk ke stasiun kereta.  

“Ini aneh…” pikir Naoki sambil menggosok gigi matanya masih sesekali terpejam. Golongan darah AB memang yang paling sulit bangun pagi =_=a

***

 

Musim Panas Summer_tea

 

“Kriiik… kriiik… kriiik…” suara belalang mewarnai langit musim panas. Di taman yang berjarak tak jauh dari rumah keluarga Mogami terdengar dua langkah kaki yang saling berkejaran.

“Srek… srek… srek…” langkah kaki pertama itu milik Naoki. Sementara dibelakangnya menyusul suara sepatu yang lain.

“Tuk… tuk… tuk…”

“Mo iyo, Naoki-Chan” Yukie berusaha keras mengejar temannya yang berjalan cepat-cepat itu.

“Hayaku Yukie-chan!” Naoki terlihat gugup ia mengepalkan jari-jarinya.

“Hmmmph… Hidoi Naoki-tte” Yukie menghembuskan nafasnya pelan, ia terpaksa berjalan mengangkat rok panjangnya.

“Harus lebih dahulu sampai!” Naoki menggumam. Nafasnya nampak tak teratur, ia gugup.

“Doushi yo? Aku sudah menyuruh Chiba datang ke taman Kaguya. Sebenarnya apa yang ku pikirkan kemarin? Aaaaaaaaaaaaaa baka jan!” Naoki mengutuk dirinya sendiri dalam hati. Bagaimana mungkin ia bisa mengatakan hal sepenting itu terang-terang? Di depan banyak orang? “Kau mikir apa sih Naoki??”

---

“Chiba-kun Matte!!!!!!!!” Teriak Naoki memanggil kohai nya itu membuat orang-orang disekitarnya terdiam heran.

“Hai’ senpai…”anak laki-laki itu berhenti, ia menatap Naoki sedikit heran.

“Aaa… anou~” suara Naoki tercekat.

“Un?” anak itu tersenyum.

“Iie… jya” Naoki menunduk. Ia memutuskan pergi.

“Eee? Chotto matte senpai~” Chiba menahan lengan Naoki, membuatnya berbalik menghadap ke Chiba lagi.

DATANGLAH KE TAMAN KAGUYA BESOK JAM SEPULUH PAGI! Sono ni, Atashi wa Chiba-kun ga Matteru na!!!” teriak Naoki sepenuh hati.

“Hosh hosh hosh” nafasnya sampai tak beraturan karena gugup yang menyerangnya dari tadi, sejak ia bertemu pandang dengan Chiba Ikuto adik tingkatnya yang ia sukai.

“Aaa…” sepertinya ia tersadar, saat ini puluhan mata memandangnya dengan tatapan membunuh. Mukanya sekarang jadi pucat, ia menatap kohai nya tadi. Ikuto terdiam, antara percaya dan tidak. Pupil matanya membesar, menandakan anak itu kaget sekali.

“Anou, gomen nasai” Naoki membungkuk di hadapan Ikuto. Anak laki-laki itu tersadar lagi, rupanya tadi karena terkejut ia jadi melamun.

“Hai~ Senpai… matteru yo~” dengan senyum khas nya Ikuto mengiyakan ajakan Naoki yang membuat anak gadis berambut panjang itu ternga-nga lebar-lebar *tak percaya.

“Eeee?”

“Yokatta na~ jya na senpai…” anak itu tersenyum lagi melambaikan tangannya sambil mengedipkan sebelah matanya sebelum ia berbalik meninggalkan Naoki.

Tanpa sadar Naoki membalas lambaian tangan itu.

“…”

“Yokatta na~ Naochaaan~” Yukie menowel-nowel pipi Naoki.

“Eeee? Naooooo?” Yukie kaget, Naoki sekarang membatu.

“…”

“Eeee Naochaaaaaaaaaan~” Yukie yang dari tadi membuntuti Naoki sekarang sedang sibuk mengguncang-guncang temannya itu.

“Eee Yukie-chan?”

“Phiuuuh… Naochan membuat ku kaget saja…” Yukie melengos lega.

“Anou, tadi itu…” Naoki menunjuk arah perginya Ikuto.

“Fufufuufu… Chiba kun menyetujuinya Yokatta na Naochan! Omedetou!” Yukie tersenyum nakal, ia mengedipkan matanya juga.

“Eeeeeeeeeeeee Usoooooooooooooo!!!”

 

***


2 minggu waktuku seperti berhenti~

Sore itu~

Di taman belakang sekolah~

Aku menunggu Yoshida dari latihan klub bolanya. Ia tak memintaku untuk menunggunya. Tapi, aku harus menunggunya. Sudah 5 hari sejak kencan di taman itu. Ia tak ada menghubungiku lagi.

“Hmmmph~ semoga Yoshida membaca e-mail ku tadi”

Langit mendung. Sepertinya benar-benar akan hujan.

Dengan alasan piket kelas, aku menolak pulang dengan adikku. Ginko pulang jalan kaki dengan meninggalkan sepedanya untukku.

“kalau kemalaman bahaya, kakak pakai itu saja, aku jalan kaki” setelah mengatakan itu Ginko pergi. Seakan menegtahui kegundahan hatiku, ia tak protektif lagi padaku.

“untuk hari ini saja! dan itu tidak akan lama”

“ha-hai’ sankyuu gin~”

---

18.45

“Krssk krsssk” suara gesekan sepatu Yoshida dengan dedaunan.

“aah~ Yoshida~ kau datang~ aku sudah menung~

“kita sampai disini saja~”

“nee?”

Aku membelakkan mataku tak percaya

Kalimat itu datang dari bibir Yoshida

“hubungan kita sampai disini saja”

BLaaaaaR!” kiLat menyambar dilangit dan hatiku.

Aku tak percaya.

“doushitte?”

“betsuni”

“nande?”

“hahh~ kita putus saja”

Tanpa menjelaskan apapun padaku. ia pun pergi meninggalkanku dengan kilatan perih yang merajam ku.

“Yoshida~ doushitte?”

---

“Nadeshiko-chan” seseorang menyapaku. Suara yang sangat ku kenal. Yang sangat ingin ku dengar saat ini.

“aa~ Matsu?”

“kenapa kamu disitu?” Tanya Matsuda padaku. Ia menatapku heran.

Ya, wajar saja. aku terduduk di depan kelasnya tanpa alasan.

Matsu~” aku langsung menghambur kedalam pelukan kakak sepupuku itu.

“ee? Doushita no?” matsu mengangkatku.

“nande Atashi?

“ha?”

Nande atashi nano??”

nani no sei?”

“ee???” matsu sangat bingung dengan sikapku. Ia membawaku ke ruang loker.

“eeto~ ini ada apa?” matsu mengguncang-guncang tubuhku yang sudah lemas.

“kenapa harus aku? Apa salahku?”

“haa? Kenapa lagi ini?

“Yoshida~ tak mau biacara padaku. Sekarang dia meninggalkanku”

“Saa, Yoshida kei lagi?” matsu terlihat sangat marah. Ia mengepalkan buku-buku jarinya.

“matte yo! Akan ku buat ia bicara~”

“eeeeeeeee?? Chotto~”

Matsu berlari meninggalkanku. Jalannya cepat sekali.

“matte yo~ matsu~” aku mengejarnya, tapi kalah cepat.

---

BRUAAAAKKK!!

Suara gaduh terdengar dari kelas Yoshida.

Uaaa~ aku terlambat ><

Braak” ku dorong pintu itu kuat-kuat.

mataku menyapu ruangan kelas itu.

Semua pandangan menerkamku.

“aa~ Matsu!!!!!!”

Aku berlari menghampiri matsu. Kakak sepupuku itu kini sudah berada diantara kursi yang berserakan.

“Matsuuu! Daijyoubu??”

“iie~” matsu menarik tubuhku ke belakang punggungnya.

“huh! Kau bawa teman laki-lakimu?” Tanya salah satu anak dari kelas itu. Ia mendekatiku.

“DAME! ODA!!”

“nani?”dia berbalik memandang Yoshida.

“Yame!”

“nande Kei?” Oda protes pada yoshida.

Dengan pandangannya seakan ingin menerkam.

“dia bagianku” dan yoshida mendekati kami. Tangan kekarnya menarik kerah seragam Matsu.

“matte~ yoshi!” aku menarik tangannya.

“pergi~” matsu mendorong tubuhku.

BUGH!

Yoshi memukul rahang matsu.

“DAME YOSHI ><”

---

“Jangan pernah mendekati Nadeshiko lagi” matsu baru saja melayangkan satu tinjunya pada yoshida.

“dame matsu!!!!!!!!” sebelum ia melayangkan pukulannya lagi, aku segera berlari merangkulnya dari belakang.

“sutoppu~ onegai~” aku menangis di punggung matsu.

Matsuda menghentikan serangannya. Beberapa teman Yoshida membantunya berdiri. Dia memang jago berkelahi, tapi Matsu jauh lebih kuat. Yoshida mengelap darah di bibirnya dengan lengannya yang terbuka. Dia memang tidak pernah memakai seragam sekolahnya dengan rapi.

---

“tunggu~ kancingkan dulu seragammu~” aku menahannya untuk tidak lebih jauh lagi berjalan ke dalam sekolah.

“aku enak begini” katanya mengacuhkanku.

“demo~ hari ini ada pemeriksaan peraturan sekolah, dan aku tidak mau kau terkena masalah lebih jauh dari ini” ku tatap matanya lembut. Hanya ini yang bisa menetralisir keangkuhannya.

“haahh~” yoshida menghembuskan nafasnya panjang. Ia menunduk menyentuh keningku dengan keningnya.

“kau ini ya! Berani sekali mengaturku!” ia memelototiku.

“ini permohonan~ plise~ onegaishimasu” aku berjongkok menahannya lagi dengan segenap hati.

“haaaaaaah~ sesukamu lah” lalu ia menyerahkan kedua lengannya kepadaku.

“Baju seragam ini dibuat panjang untuk melindungimu dari sinar matahari dan juga udara dingin” aku berbicara panjang lebar, merapikan baju seragam itu. Yoshida tidak bicara apa-apa. Ia ikut berjongkok denganku di samping pagar tembok sekolah.

“ya~” katanya menurut.

---

“jangan pernah temui dia lagi!” mastuda baru saja mengancamku untuk kesekian kalinya. Aku hanya bisa menunduk, tak ingin menatap matanya. Aku~ tak bisa berjanji.

Aku takkan berhenti sebelum mengetahui kenyataannya. Aku ingin tahu kenapa ia meninggalkanku? Baru saja aku mulai menyukainya dengan sepenuh hati. Aku belum ingin berpisah darinya. Tidak untuk saat ini.

Don’t say good bye~

Hitori no yoru

---

“iku~ ” Tsuki menjemput adik laki-lakinya dengan cemas.

“neechan?” iku tampak sedang bersama dengan beberapa orang senpai di koridor yang sudah sepi.

tsuki memberanikan diri mendekati gerombolan anak laki-laki itu. Ia tak berani untuk melawan. “Para senpai itu kan berandalan sekolah” pikirnya dalam hati “kenapa iku bisa ada dengan mereka? Jangan-jangan~

“ayo pulang~” tsuki tak banyak pikir lagi.

“un!” iku mengangguk setuju.

“senpai-san, gomen nasai kakakku sudah menjemput” ia memberikan seyum termanisnya. Dan menarik tsuki dari gerombolan yang masih tertegun di tempat mereka berdiri.

---

Matsu~ aku tidak ingin pulang”

“ha? Kau bercanda? Sekarang sudah sangat sore. Mau apa lagi disini?”

“iie, aku tidak ingin disini~ juga tidak mau ke rumah dulu.

“hmm kamu ini. Memang keras kepala” matsuda mengacak-ngacak pony ku.

“Saa, ayo jalan-jalan”

---

“Kei! Kenapa kau tak biarkan kami menghajar si Yamato itu?” orang yang bernama oda itu kini benar-benar marah. Ia membanting tas sekolahnya ke lantai.

“biar saja!”

“kau ini! Kenapa?”oda menarik kerah baju Yoshida

“dia menang 1 pukuLan” jawabnya malas.

“hah?”

“Yame Oda!” seseorang menariknya.

“apa-apa’an kau kouta? Lepaskan aku!”

“kau seperti tak kenal kei saja!” Kouta meninju lengan Oda.

“hah! Hora! Terserah kalian saja!”

BrakkK!” oda membanting pintu kelasnya.

Yoshida hanya menatap kepergian temannya itu. Dan menatap teman-temannya yang lain.

“Matsuda Yamato” ia mengulang nama rival barunya.

---

Matsu mengajakku berbelanja di toko 24 jam.

Ku pikir dia akan mengajakku ke taman misalnya.

“masakkan ini untukku” pintanya sambil menyodorkan sebungkus daging sapi segar di hadapanku..

“aku tidak pandai memasak”

“tapi, kau bisa”

“hmpphh~ ya sudah~” aku memasukkan daging itu dalam keranjang.

Matsu terlihat sangat senang. Senyumnya sangat lebar sampai menghilangkan ke dua mata sipitnya.

“yosh~ ikou” Ia merangkul pundakku dan menggeretku ke tempat yang lain.

“pelan-pelan matsu~ kau beremangat sekali”

“hahahhaaha”

BRAAKK”

Kami menabrak seseorang.

“Gomen~”

Anak perempuan yang kami tabrak itu pun meminta maaf juga.

“gomen~ aah~” ia terpekik. Ia menatapku lama.

“aa~ Nadeshiko chan?” sapanya senang

“eeh?” matsu melongo.

Siapa?

“mastu kau kenal?” Aku mengingat-ngingat.

“Tsukiko Chiba”

Eeh?

“Tsuki chan ka?

“hai~” anak perempuan itu tersenyum puas. Aku langsung memeluknya (kebiasaan burukku).

“hisashiburi ne~” tsuki balas memelukku.

“hisashiburi >~<>~<”

“iie, dhe chan juga tambah manis”

“Tsuki?” matsu menatap nya tak percaya.

“Un,”

“hooo~” matsu melengos

“apanya yang hooo?” tanyaku menyikut lengan matsu.

“hehehe~” sekali lagi kedua mata sipitnya di telan pipi gembulnya.

“beLanja?” Tanya Tsuki.

Matsu minta buatkan nasi kari ^^”

“ohh~ jadi kalian bersama?”

“iie~ dia sepupuku” ralat matsu cepat-cepat.

“ooh~ chotto~ kalian juga saling kenaL” tanyaku heran

“Yamato teman satu Les Matematika ku waktu SMP” jawab Tsuki.

“ee? Kau les matematika? Aku baru tahu”

“Okasan yang memaksa ku T3T”

“pantas”

“hahahaha” tawa kami pun membahana di toko itu.

---

“yokatta na~ aku duluan” pamit tsuki setelah kami mengantri di kasir.

“sendirian?” matsu bertanya penasaran.

“iie~ aku dengan~” ia menunjuk seseorang di pintu depan.

“un, kiotsukette na~”

“hai~ jyaa na dhe chan~ Yamato kun~”

“jyaa~”

---

“Iku~ aku sudah selesai~”

“un, ayo kita pulang neechan~" iku menggandeng lengan Tsuki dan membawanya dalam hujan daun musim gugur...

---

Matsuda Memandang kepergian Tsukiko dengan penasaran.
"siapa yang bersamanya tadi?"

---

Motto Aishite

~Ame no ito~

Malam semakin larut. Aku memacu sepeda Ginko dengan cepat.
Aku tak ingin berada di tempat itu lebih lama lagi.
Tidak lagi.
Setelah berjam-jam menunggu. Kenapa aku harus mendapatkan pernyataan yang seperti itu?
Baka!
Rupanya hujan kali ini juga tidak memihakku.
Aku mengayuh sepeda Ginko semakin cepat. Sangat sulit menerobos hujan dengan hanya pencahayaan lampu jalanan yang minim.
Byuuuuurrr!!!!!!
Hujan sangat deras.
Ya! Bagus sekali. Baju seragamku sudah basah sempurna juga tas beserta isinya. Ahhh!
Aku tak perduli lagi dengan semua buku catatan dan tugas yang ada di dalam sana.
Lagi!
Musim panas ku berakhir bahkan sebelum aku memulainya.

Hujan menyapu jalanan tanpa pandang bulu! menumpahkan semua airnya ke tubuh ku. Gigiku sudah mulai gemelutukan.
Dingin.
Aku mulai menggigiti bibirku sendiri.

---

“Jangan suka mengigiti bibirmu” Yoshida meraih dagu ku dan membuatnya menghentikan kebiasaan buruk ku itu.
“Nee~ tapi itu tidak mudah~” balasku.
“Pasti kau sedang memikirkan sesuatu yang rumit kan~” ceLetuknya meraih jari-jariku ringan.
“Bukan urusanmu kurasa~” tak mau melihat matanya ku menatap sepatu hitamnya.
“Hehehe kau sangat manis~” kali ini ia tersenyum dan meraih pipiku mengecupnya lembut.

Yoshida~
doushitte?*
Nani no sei?**

*kenapa?
**apa salah ku?

AKu sedang sibuk dengan pikiranku sendiri aku tak adar ketika suara kLakson mobiL melengking di belakang.
“ckkkkkkkkkkkktttttt tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinn!!!”
Reflek aku mengerem sepeda .
“BakA!!” teriak seorang supir dari dalam mobil.
“Gomen~” aku menundukkan kepalaku.
Mobil itu kini sudah melaju dengan meninggalkan cipratan air ke seragamku dan wajahku.
Pusing.
Kepalaku sakit sekali.

Hujan mengulas ingatanku kepadanya
Orang yang kusukai selama setahun terakhir ini.
Yoshida Kei~
---

Sudah dua minggu sejak yoshida meninggalkanku. Ia tak pernah membalas e-mail apalagi meleponku.
Apakah ia benar-benar serius memutuskanku?
Kenapa?
Padahal selama ini kami baik-baik saja.
Ia tak pernah mengatakan tidak suka padaku.
Memang~ dulu aku yang mengatakan suka kepadanya terlebih dahulu. Tapi, aku tak mengharapkan dia jadi kekasihku. Aku hanya ingin mengutarakan perasaanku.
Lalu, bukannya kamu yang sudah mengajakku jalan bersama?
Bukannya kamu yang menembakku sampai berkali-kali?
Kenapa?
Sekarang kamu pergi
disaat aku benar-benar menyukaimu.

----

“Yoshida~ tolong jelaskan kepadaku” aku menatapnya lurus. Memaksanya keluar dari kelasnya.
“Apa lagi?” keluhnya datar. Tubuh jangkungnya bersandar di pintu kelas dengan enggan. Seperti kebiasaannya, Ia men-sejajarkan tubuhnya denganku.
“Jelaskan padaku” pintaku dengan tatapan berkaca-kaca. Entah kenapa aku ingin menagis lagi ketika menatap matanya.
Yoshida terhenyak. Pupil matanya melebar. Sepertinya ia terkejut.
“Hahhh~ kamu ini memang keras kepala” ia menggaruk kepalanya pelan.
“Aku takkan pergi sebelum kau bicara jujur padaku” ancamku pada laki-laki yang memandangku itu.
“Aa souka~” Yoshida menegakkan tubuhnya. Tak berniat menjawabku ia masuk ke dalam kelasnya lagi.
“Chotto~
Yoshi~
BRAAKKK!
Seseorang menutup pintunya dengan kasar.
Hiks~
Air mataku tumpah. Aku sudah tak sanggup menahannya lagi.
Hiks hiks
Kaki ku lemas. Lututku menjongkokkan kaki ku pelan.
Hiks hiks

Yoshida~
Doushitte?

My Fair Lady

My Fair Lady

Bab 2

Bagian Pertama


Bunga sakura, kencan Nadheshiko dan warna pinku

Pagi dengan warna pink yang menyapu setiap sudut rumah. Bukan warna cat rumah itu yang berwarna pink. Tapi, pernak-perniknya. Taplak meja tamu, Morning Glory yang bersemi di vas bunga, detik jam dinding, dan warna sandal rumahnya. Lagi-lagi pemilihan warna yang manis. Anak tangga menuju lantai dua itu berselimut biru yang lembut, dengan hijau daun yang mengiringi di tiap ujung-ujungnya. Dhe chan menuruni tangga dengan mata yang masih mengantuk.

“Ohayou~ dhe chan” pemuda yang berdiri di ruang keluarga itu menyapa

Nadheshiko lembut. Memberikan senyumannya.

“Ahh niichan~ ohayou~” senyum manis Nadheshiko memeluk kakak laki-lakinya erat.

“Tumben bangun pagi~

padahal hari minggu ne?” Tanya laki-laki yang berwajah cantik itu.

“Ehehe ~ dhe lapeerr niichan~” kali ini ia bergelayutan di lengan kakaknya.

“Hmm? Mau di masakkan apa?” Tanya kakaknya bijaksana, memandang adiknya itu penuh sayang.

“Hihiihi apa aja deh niichan~ asal jangan tempura ya?”

“Hehe wakatta! kalau gitu nasi goreng saja ya dhe” Dhe chan manggut-manggut

setuju dengan tawaran kakaknya yang langsung melangkah ke dapur.

Dhe chan masih manggut-manggut senang. Ia berhenti menggoyangkan kepalanya ketika merasakan satu jitakan ringan di kepalanya itu.

“itaai yo~” mengusap-usap kepalanya yang tidak sakit, dhe chan berbalik.

“Kenapa? Ada yang salah dengan tempura? Ginko tiba-tiba menyolot.

“Bukannya kakak suka sekali tempura udang ne?” Tampak baru dari latihan fisik

paginya. Ia sudah mandi, membawa satu botol air mineral dan handuk kecil.

“Ahhh Gin~Kooooo~” sengaja memanjangkan kata ‘ko’ dhe chan berlari kearah

adik laki-lakinya itu.

“Ohayooou~” peluk dhe chan lagi. Manja.

“Hei neechan belum jawab pertanyaanku” Ginko mengingatkan.

Menjauhkan dekapan dhe chan. Anak ini belum mandi. Pikir Ginko geli.

“Bhuu Ginko pelit T3T”

“Hahh? Apanya?” aku tidak ada melarang apa-apakan?” sahut Ginko bingung.

Ia mengernyit.

“Aku bosan memandang tepung tempura itu =_=” jawab dhe chan tanpa

menggubis pertanyaan ke dua Ginko.

“Hah?”

“Tadi malam Rurum memaksaku~ memasakkan tempura udang untuknya” keluh

dhe chan mengingat-ngingat.

(Rurum panggilannya untuk Ranko adik perempuannya)

“Kau tahu? Dia minta di buatkan tempuranya buaaanyaaak sekaliii >//<>

“Pantas saja dapur berantakan sekali pagi tadi.” Ternyata neechan yang memasak. Tidak heran. Kakak memang suka memasak, tapi payah sekali soal beres-beres barang.

“Kau tahu Gin??”

“aku tidak tahu”jawab Ginko dalam hati.

“Saking banyaknya! Bahkan aku merasa seperti masih mengaduk-ngaduk tepung

ketika aku tidur.” Kali ini ia menjatuhkan tubuhnya di sofa. Sementara Ginko menyalakan televisi.

“Memangnya buat apa Ranko minta di buatkan sebanyak itu?”

“Mana aku tahu coba?”

“Hihihi… mungkin mau kencan” celetuk Ginko ringan.

“Haah? Yang benar saja! dia kan baru kelas 1 SMP? Si Rurum itu!”

“Neechan juga kencan di seumuran Ranko”sahut Ginko. Adil.

“Eehhh~ itu.. itu bukan kencan >//<” kilah dhe chan.

“U-s-o!!” menatap kakaknya ia menjulurkan lidahnya.

“Eehh ? uso janai~” ralat dhe chan.

“aku hanya mengajaknya ke taman bermain” bela dhe chan malu. Wajahnya

merah sekali kali ini.

“Apa? Sama aja kan, neechan malah jalan dengan laki-laki yang 6tahun lebih tua

dari neechan” protes Ginko lagi.

“Hoe?” tak dapat menjawab sodoran pertanyaan Adiknya itu dhe chan bungkam.

Manyun di sofa menutup wajahnya dengan bantal.

Ginko tersenyum senang. Merasa menang, Ia duduk si sebelah kakaknya.

“Apa?” Tanya dhe chan masih malu.

“Nani monai~ fufufu”

“Aaahhh Gin kau curang! Kamu selalu membela Ranko! Sementara aku selalu

kau persalahkan! Aku kan Cuma jalan-jalan saja! Tidak melakukan apa-apa”

“Aku tidak bilang kakak melakukan apa-apa”

“ehh?”

“hmm jadi sekarang sudah bisa melakukan apa-apa nich?” goda Ginko tak ada

hentinya. Senang sekali mengerjai kakaknya. Mainannya di pagi hari.

“Aaahh yamette~

iie~ tiii~tidak!

tidak ada! aku tidak pernah begitu” ralat dhe chan kalang kabut.

“Maji?”

“Un, maji de!”jawabnya sungguh-sungguh. “Aku masih terlalu muda untuk

melakukan kencan sungguhan. Lagi pula kami baru 1 bulan jadian. Dan sudah dua minggu tidak bertemu =_=,” akhirnya kata-kata itu keluar juga, dhe chan sampai bangkit dari tempat duduknya yang nyaman. Sofa kesayangannya dan ayahnya.

“Hehehehe souka~ yokatta na~” Ginko hanya mesam-mesem. LEGA. Ia

mengganti chanel televisinya.

Sementara dhe chan yang duduk disebelahnya sedikit resah. Ginko tampak serius memandangi acara otomotif yang baru ditemukannyak kelihatannya ia suka.

“Suka memasak dan otomotif”

Dasar aneh! Pikir dhe chan memandang tontonan Ginko yang tak di mengertinya.

Tampak bosan dhe chan meninggalkan Ginko, menyusul kakak laki-lakinya ke dapur. Mencoba mengingatkan kakaknya untuk tidak memasukkan tempura di campuran nasi gorengnya.

“eehh? Pergi?” Ginko mengalihkan perhatiannya sejenak dari tontonannya.

Ditinggalkan dhechan.

Ginko menarik nafasnya, ada ketidakrelaan disana.


*kencan Nadheshiko dan warna pinku*



Ranko~

Ia sudah rapi di pagi hari libur-libur begini. Tidak keluar dari kamarnya, ia duduk di depan cermin. Mencoba menata rambut panjangnya dengan menguncir kelabang sebagian sementara yang lain dibiarkan tergerai. Tangannya terus sibuk, mengait dan menjalin rambutnya.

“Ini aneh~” protesnya sendiri dan membuka kepangan rambutnya. Bercermin lagi ia menatap rambutnya.

“Ahhh susah sekali di tata rapi!” ia mengikat rambutnya agak keras memasangkan pita rambutnya sekaligus.

“Di ikat satu aja udah” tampak tidak senang dengan hasil dandan-nya ia menunduk.

“kenapa rambutku tidak selurus rambut neechan?”tanyanya pada cermin.

“rambut ibu kan bergelombang Ranko~” jawab seseorang.

“ehh? Cerminnya bisa ngomong hontou ni?” seperti cermin ajaib Ranko terkejut.

“Mana ada yang begituan!”kali ini suaranya lebih jelas.

“ehhh? Dareee?”

“baka! Ini aku abangmu!” suara itu berasal dari luar jendela. Ranko langsung membuka gorden kamarnya.

“kyaaa~ Gin-niichan” ranko menengadahkan kepalanya.

“kamu kira siapa?” Tanya Ginko mendekati wajah adik sematawayangnya itu.

“kenapa kakak ada disini?”

Masih dari luar jendela Ginko menjawab, “latihan, kayak biasanya”

“oohh~ ku kira tadi kakak mengintipku” ucap Ranko heran.

“haah? Siapa yang mau? Badan kurus begitu! Monyet aja ogah!”

“nani?” tampak murka Ranko menarik rambut kakaknya.

“iitaaai”

“huh!” Ranko menutup gorden kamarnya lagi.

Dari luar memang kadang orang bisa megintip, makanya gorden kamarnya jarang di buka. Dulu ini kamar milik dhe chan. kamar mungil di bawah tangga. Tapi, begitu dhe chan beranjak dewasa, ayahnya memindahkan kamar dhe chan ke lantai dua. Katanya “jaga-jaga dari pengintip”.

“uuuh dasar ayah! Kalo ranko yang di intip saja tidak perduli” amuknya membanting pintu kamarnya.

Langsung ke dapur, membuka microwave dan mengambil tumpukan tempura udang.

Hasil paksaannya kepada dhe chan. ranko memang belum pandai memasak. Wajar saja dia baru 12 tahun. Selama ini yang bertugas di dapur adalah kakak-kakaknya. Bergantian, ko, nadheshiko dan ginko memasak.

Tiga orang yang pandai memasak khususnya aniki dia pandai masak apa aja, sedangkan dhe-neechan hanya suka memasak yang di sukainya saja. kalau gin-niichan hanya mau memasak kalau mood nya lagi bagus. Tapi Massu niichan tidak bisa memasak. Dia Cuma bisa makan. Tapi, mie ramen bikinan massu-niichan sangat enak, dan sering membantuku mengerjakan PR hihihi

“enak juga punya banyak pembantu” pikir Ranko riang. Khas anak di awal masa remaja. Sibuk dengan pikirannya ia tak lupa memasukkan tempura udang hasil paksaan masaknya dhe chan ke dalam tempat makanan yang sudah disiapkannya tadi malam. Ia bergegas pergi.

“aku tak akan sisakan satu pun buat abang dan neechan” ancamnya kepada pintu rumah.

Rupanya pagi ini Ginko dan Nadheshiko sudah membuatnya kesal. Padahal dhe chan tidak tahu apa-apa. Bertemu saja belum dengannya. Karena Ranko sudah berangkat 15menit sebelum dhe chan bangun dari tidur neechannya yang tak nyenyak.

Tanpa berbalik lagi ia berlari menuju jalan. Rambut ombaknya berayun ditiup angin. Begitu juga dengan kibaran rok panjangnya. Ranko tersenyum manis menyusuri jalan dengan penuh rona merah di kedua pipinya.


Ranko adik~ku

My Fair Lady


My Fair Lady

Bagian 4

Yoshi’s darling_

Gerbang sekolah_

Jalan pulang_


Yoshi berdiri di pagar gerbang sekolah dhe chan. Cukup lama menunggu sosok gadis mungil itu keluar.

Ia bersandar saja di pintu pagar itu. Menikmati angin sepoi yang menyapanya lembut. Masih musim semi. Bunga sakura mekar di sepanjang jalan menuju sekolah dhe chan. Yoshi memandang lengan jaketnya. Disana tersemat satu kelopak sakura. Ia tersenyum. Warna pink yang lembut. Dhe chan suka sekali dengan warna itu. Tepatnya dengan warna sakuranya. Bukan karena warna pink-nya.

Lama ia menunggu. Tapi tak terdengar satu keluhanpun disana.

“Hmmmmphh” ia menarik nafas panjang. Mengingat.

Sudah lama sejak terakhir ia melewati pintu gerbang sekolah ini. 4 tahun yang lalu. Ia melewati gerbang ini dihari kelulusannya. Sejak itu, ia tak pernah datang kesini lagi. Banyak undangan yang datang dari klub musiknya terdahulu. Tapi tak pernah dihiraukannya. Ia cukup sibuk di kampusnya. Dan pekerjaan manggungnya. Yoshi termasuk golongan orang yang tak pandai berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, ia jarang mengikuti pertemuan semacam itu.

Hampir tak ada lagi anak-anak yang melewatinya. Padahal baru beberapa menit yang lalu ia mendengar bisingnya gerombolan-gerombolan anak perempuan yang berbisik-bisik penasaran terhadap kehadirannya disana. Menyapanya dengan senyum atau hanya sekedar meliriknya. Tentu saja tak ada satu responpun yang keluar dari ekspresi wajah “cool”nya itu.

Masih dengan sabar dan tenang Yoshi menunggu.


Gerbang sekolah_

Jalan pulang_

My Fair Lady

Bagian 5

Pacar ku~

Sore itu langit tampak cerah.

Dhe chan dengan bawa’an bukunya yang berat

Jaket yoshi yang berkilau membelakangi matahari

Pemandangan yang kontras sekali

Dhe chan dengan kacamata miringnya

Dan senyum malu-malu Yoshi

Mereka bertemu~


Pacar ku~

Dia yang manis dan sedikit ceroboh


“Yocchan?” gadis mungil itu tak percaya dengan kata-katanya sendiri. Sosok itu sudah jelaskan?

Tapi kok bisa?

Bergegas ia membopong buku-buku tercintanya. Setengah berlari ia melewati lapangan tennis yang sepi itu.

****

“Deg” jantung dhe chan berdetak cepat. Terasa sampai ke ujung jarinya.

Itu Yocchan. Menunggu di pintu gerbang.

Matanya berkilauan. Air matanya akan segera tumpah.

Ia begitu merindukannya.

Sudah 2 minggu sejak terakhir kali mereka bertemu.

“Yocchan~” panggilan sayang dhe chan untuk Yoshihiro pacarnya.

Laki-laki itu tersenyum. Rindu.

dhe chan berlari.

Segera menghambur ke dalam pelukan kekasihnya itu.

Pacarku~


Nadheshiko say’s:

Dia menjemputku

Berdiri di depan pintu gerbang sekolah

Jantungku seakan berdetak keluar dari rongganya

Yocchan~

Dia tampak keren sekali

Bersandar di tembok pagar

Memasukkan tangan di kantong jaket hitamnya

Langkahku terhenti

Ia menatap kearah ku

Tersenyum malu

Mata beningnya menatap ku rindu

Aaaah~

Yocchan >//<

Aku menghambur ke dalam pelukannya

“Tidak apa-apakan?

Dia pacarku~”

My Fair Lady_


Yoshi’s heart:

Tubuh mungilnya berlari

Ia menatapku

Ku yakin kini bibirku sudah tersenyum sendiri

Dhe chan

Kacamatanya sedikit miring

Rambut nya mulai tak rapi

Pipinya memerah, karena berlari?

Tak sadar, semuanya begitu cepat

Sekarang dia sudah dalam dekapanku

Memelukku

Aku~

terlalu senang

tak ada yang bisa ku katakan

Gadis mungilku yang manis~


*Nadheshiko say’s_Yoshi’s Heart*



Otanjoubi Omedetou Dhe~

Otanjoubi Omedetou Dhe~
Met ULtah... untuk dhe~

Kegantengan Yuuri Chinen

Kegantengan Yuuri Chinen
Tak terbatas di sekolah >///< Kyaaaaaa

oooooooo my God~

oooooooo my God~
ya ampooon Guanteng tenan~~~~~~

kakkoi chii~

kakkoi chii~
kerendh >//<

Yuuri

rona mataku
terbang dalam
tarian gigi keLinci~mu. . .

My Princess xP

My Princess xP
cuantik buangeth!

kyaaaa~ kakkoi >//,

kyaaaa~ kakkoi >//,
ya ampuun chii~ mukamacam apa itu? ekspresi mau apa itu? aaiichhhhhhhhhhhhhh tepaaaaaaaaaaaaar~~~~~~~~~~~~~~~~~`

Atashi no kokoro

Atashi no kokoro
Chinen Yuuri deaisuki

Atashi no yuri

Atashi no yuri
kirei no hana

Makhluk terindah in Horikoshi gakuen.. hwahahahaXD

Makhluk terindah in Horikoshi gakuen.. hwahahahaXD
Siapa yang tidak meng-iya-kan ke-kawai-annya???

Hontou ni KAkkoi

Hontou ni KAkkoi
matureeeeeeeeeee hansamuuuuuu

doko e?

Kalau menyukai
seseorang itu bisa

disebut sebagai

kebahagiaan. . .


Lalu


dimanakah
Letak kebahagiaan itu. . . ?

^^^^^^^

Chinen Yuuri
my answer

>w<


fufufufufu >~<




my Love

my Love
memikirkanmu...

About this blog

SeLamat Datang Di dunia ku~


kore wa my_worLd

di sini adaLah dunia dhe~

semuanya adalah impian harapan dan keinginan dhe~

hehehehe

gomen kalau terlalu narsis~ or lebay~

demo, iniLah dhe~
perasaan dhe~
impian dhe~

sumimasen hontou untuk teman-teman yang tidak suka
tapi bLog ini adalah penyaLuran inspirasi dhe-chan

seLamat datang
di dunia mimpi~ku

senang bisa berkenaLan dan bertemu dengan teman-teman semuanya~


terimakasih banyak
untuk kunjungannya di gubuk mungiL ini~



ini adaLah
dunia dhe-chan



\^~^/




nadheshiko_momoko



Blog yang dhe dikunjungi~

Gigi keLinciku~

Gigi keLinciku~
senyum yang menawan hati~

atashi no Hime~

atashi no Hime~
cantik >//<

Atashi no Princess~

Atashi no Princess~
hai~ hai ini cantik sekaLi kan? tapi juga ganteng sekali >//< kya cuakeph pisan euy~

ini dhe chan hihihi ^~^

ini dhe chan hihihi ^~^
suki pinku

Lirikn maut

Lirikn maut
Aaaa atashi no otto >//<

Suawmiku Tercinta

Suawmiku Tercinta
UKyaaaaaaaaaa AMAD SANGAT Dewasa >///< KAkkoi hontou

suawmi na dhe~ suawmi na Tsuki

suawmi na dhe~ suawmi na Tsuki
aiichh suawmiku~ kamu kawai bangeth~ kyaaa ada suawmi na Tsuki~

umpphh kakkoi chii~

umpphh kakkoi chii~
yaiye yey yey >//< kakkoi mecha2 suki yanen >//<

Tampannya chii~

Tampannya chii~
kaakkkoooiii >///< *mimisan tingkat tinggi*

aishiteru chii~

aishiteru chii~
dhe chan wa anata ga daisuki desu~

Yuuri dan Yama

Yuuri dan Yama
suami ma ade ku yang kawai >~<

YamaChii

YamaChii
kawai~ kawai~

Siapa MakhLuk yang Paling Kawai menurut teman-teman?

iyeeyyy~

iyeeyyy~
yey juga chii >//<

AFFAIR Chii YG PALING DI SUKAI

Chinen Yuuri itu .... ?

teman main bareng ^~^

Mengenai Saya

Foto saya
dhe chan itu chibi dan kawai... anak manis yang sangat mencintai chinen ahahaha (narsis mampues) gomen ne isinya Chinen semua dengan segala kegendengan imajinasiku yang polos ini... hahahaha polos dimananya say??? *digebukin sepatu chinen) aku sangat suka fotografi (bener gak nich tulisannya?) hehhe dimanapun kapanpun pengen poto2 terus~ i like my smiLe aku menyukai senyumanku di kamera itu~ sangat tersiksa kalo disuruh poto tanpa senyum =_=

memikirkanmu~

memikirkanmu~
dhe chan~

Miaw~

Miaw~
kawai neeeeeeeee~~

YamaChii kawai

YamaChii kawai
suawmi dhe~ yg kawai kakkoi~

kore wa pocchi~

kore wa pocchi~
inu nya yuuri~

suawmi na dhe

suawmi na dhe
ai-dhe~ matte kudasai~

suami dhe + suami Tsuki

suami dhe + suami Tsuki
mau?

suawmi kuu~~

suawmi kuu~~
kyaaa kakkoi~

Suawmi ku~

Suawmi ku~
Suawmi na dhe

Yoshi~

Yoshi~
atashi no ... ^~^

my Fair

my Fair
Yoshi's

chii dan sakura no hana

chii dan sakura no hana
ahhh kireeeeeii

Ayah ku~

Ayah ku~
Ayah ku yang tampan @^~^@

amai~ mono ga suki desu >//<

amai~ mono ga suki desu >//<
aku suka yang manis =>> chii

Teman ku~

Teman ku~
di depan ruang 19 sekarang ruang 16

Chii Kakkoi

Chii Kakkoi
senyum terpaksa ya? haha

My Love

My Love
mikir apa cinta?

Yoshi's song_ Kitayama Kimi wo omou toki

message buat dhe ^~^ onegaishimasu


ShoutMix chat widget

Yodogawa Yoshihiro "suki da yo"

My AngeL

My AngeL
MaLaikat ku~ Yuuri~

My Prince

My Prince
Kyaaa Kakkoi >//<

Uwaa Kakkoi >//<

Uwaa Kakkoi >//<
Yuuri Kakkoi >0<

My Prince~

My Prince~
senyum mu membuat dhe bahagia

Ima nanji?

Atashi no Kareshi

Atashi no Kareshi
Kawai ne~ Yuuri kun~

free.japaness

chii dan murasaki no hana

chii dan murasaki no hana
nyaw kawai ne~

Atarashi

Pangeran Ku >//<

Pangeran Ku >//<
Kakkoi Sangath!! COOL! MATURE!!!

Suawmi ku

Suawmi ku
Mau meLamar dhe >//<

Suawmi ku

Suawmi ku
cuakeeeeeeephhh

Dhe chan~ mite~

Dhe chan~ mite~
Yuuri yang sedang menanti kan jawaban dhe~ muahahahahhaahaXD

GYAAAAAAAAAAAAA KAKKOI >//

GYAAAAAAAAAAAAA KAKKOI >//
Super centiLLLLLLLL kyaaaaaaa

my purinsu~

my purinsu~
Atashi no Kareshi

Yuuri KAwai ne~

Yuuri KAwai ne~
Chou Kawai >//<