Ya Allah...
biarkanlah sampai hari ini melihat senyum yang tak terkalahkan ini.... >>>__<<<
besok dhe puasa.. apa harrus menyembunyikan senyum ultra kawai ini di dalam dompeett???
ohh Chinen... kamu manis banget....
jadi menu buka puasa dhe ajah ya????
hahahahahahaha
*di bunuh fansu*
1. Chinen Yuuri as Yuuri/chii/chibi
2. Dhe chan as Dhe chan hime no Gakuto sama/ Nadhesiko no Sakura
3. Yamada Ryosuke as Yamada no Gakuto sama/Yama chan/ Yummy-yummy gummy
4.Tegoshi Yuya as Tegoshi no haido no Gakuto sama/tego/ tegoshi
5. GACKT as Gakuto sama
6. Yodogawa Yoshihiro as Yoshi no Sakura
Member of Hey!Say!7, Questinons?, NEWS, GACKT
Yuuri Heart’s
“ Ichi”
Yama-chan marah padaku ya?
“Hmmmmmf….,” Yuuri menarik nafas menahannya beberapa saat sebelum menghembuskannya perlahan. Nafas hangatnya mencairkan uap-uap air yang bertebaran di udara. Yuuri hanya bisa memandangi langit-langit kamarnya dengan bimbang. Pikirannya terombang-ambing, bergulung-gulung di lautannya sendiri.
Ia bersandar pada posisi seperti itu saja selama berjam-jam.
Membatu.
Membisu.
Yuuri Heart’s
“ Ichi”
Di kamar mungil itu. Yuuri dan Yama beradu pendapat. Tatapan Yama membekukan bibir Yuuri.
“Demo, dhe chan adalah oneechan Yama,” ucap Yuuri lirih.
“Lalu apa hubungannya dengan itu?” protes Yama.
“ Anou, boku…”
Kata-katanya terhenti.
“Persahabatan kita bisa berubah…” ujar Yuuri.
bingung.
“Hah? Kau pasti bercanda!”
“Anou, Yama chan bukankah peranannya nanti akan bisa sedikit berubah?” Ralatnya sembarangan saja. Yuuri bahkan heran dengan kata-katanya sendiri.
Ia Bingung dan terhenti ditengah-tengah.
Pikirannya kembali kacau. Ia tak tahu apa yang harus disampaikan.
Pikirannya mandek.
Tak sejalan dengan kecepatan jantungnya yang terus berdegup.
Memompa darahnya dengan kecepatan tinggi.
Yama begitu geram.
Yuuri bisa merasakan aura disekitarnya memanas.
“Kalau kau begitu peliknya mempertahankan status itu!
Maka bakar saja semuanya!” Yama menarik kerah baju Yuuri dan menghempaskan tubuh mungilnya ke ranjang.
Ingin sekali Yama menerjangnya saat itu.
Perasaan Yama sudah diubun-ubun.
Ia benar-benar ingin meledakkan gunung api itu sekarang!!
Ya!
Disini!
“aaaaaaaaraagh!” dibagianmana mau menonjok wajah yang manis ini?
“Uso!!”
Ia berbalik
dan. . .
“Duaakggh!!!
Buku-buku jariYama menghantam cermin yang tergantung anggun di kamar Yuuri.
“Praaanggg!!”
Cermin itupun hancur berkeping ke lantai.
“Braaakkk!! “
Yama membanting pintu dan keluar.
Tanpa melihat Yuuri sedikitpun.
“Kriiiettttttttttttttttttttttt” suara ini meninggalkan sayatan kecil di hati Yuuri.
Pintu itu terbuka lagi karena guncangan daun pintu dan dinding yang saling berbenturan.
Yuuri terkejut. Tak pernah ia melihat Yama marah seperti itu.
Ia hanya bisa menatap kepergian teman sepermainannya itu dengan wajah nanar.
Yama pergi.
Meninggalkannya sendirian.
Sosok Yama sudah tak terlihat dihadapan Yuuri.
Ia hanya meninggalkan suara langkah sepatu
yang semakin jauh menuruni anak tangga.
Yuuri Heart’s
“ Ichi”
“Hmmmf…. cermin itu….”
Dhe chan pernah bercermin disana satu kali.” Ingatan Yuuri kembali ke hari itu.
Ia terkena demam, badannya panas sekali. Ayah dan ibunya bekerja. Sedangkan kakaknya sedang mengikuti study tour.
“ Aku masuk ya,” kata dhe chan malu-malu.
Aku terkejut.
“Dhe chan?”
“Hai’,” katanya ragu-ragu.
“Kenapa bisa ada disini?” Tanya Yuuri yang masih terkejut dengan kehadiran dhe chan.
Aku gugup dan malu.
Dhe chan masih berdiri di pintu kamarku.
Sepertinya masih ragu untuk masuk.
Tidak!
Kamarku berantakan sekali.
Begitu juga wajahku.
Aku belum mandi dari kemarin.
Bagaimana ini?
Ahh! Apa yang kupikirkan sih? Yuuri bingung sendiri. Bertanya-tanya dan ia jawab sendiri.
Dhe chan yang dari tadi melihatnya hanya tersenyum dan berdiri dengan manis di bibir pintu kamar Yuuri tanpa bergerak.
“Oh” sepertinya Yuuri sadar. Ia membiarkan anak perempuan berdiri dari tadi.
“Baka!!” umpatnya dalam hati.
“Anou, Chii… kata Yama kamu tidak masuk sekolah.
Aku jadi khawatir…” Dhe chan melangkah menghampiriku.
“Ada apa Yuuri? Daijoubu?” Dhe chan nampak khawatir sekali. Ia berlari menghampiriku yang dari itu berlindung di bawah selimut.
“Betsuni…” ucapku malu.
Wajah dhe chan yang khawatir itu mengangkat selimutku
dan memeriksa suhu tubuhku dengan keningnya----dari keningku. Aku terkejut.
Tadi ku pikir……
“bruushh” wajah Yuuri memerah.
Aarghh!! Apa yang kupikirkan???
“Oh tidak... kamu demam Chii…”
Haah? Aku juga sudah tau dhe.
“Daijoubu, nanti juga sembuh” kataku datar. aku merajuk karena diperlakukan seperti anak kecil oleh dhe chan.
Ya walaupun aku memang masih kecil. Umurku baru 13tahun, sedangkan dhe chan sudah 16tahun.
“Anak nakal!”
“neee?”
Yuuri terkejut karena dhe chan tiba-tiba berteriak.
“Kalau sakit kamu harus bilang! Yuuri kamu harus minum obat! Pasti kamu belum minum obatkan?” dhe chan sepertinya marah.
Wajahnya memerah. Kenapa?
“Bodoh!” dhe chan membanting tas sekolahnya ke badanku.
“Itaaii”
Dhe chan pergi ia berlari meninggalkan kamarku dan aku.
Kenapa begini?
“hammmpppphh”
Sama dengan Yama. Kalau marah ia pasti langsung pergi.
Yuuri Heart’s
“ Ichi”
Yama
Baka no kare!! Dasar anak bodoh!!” Amuk Yama pada pagar kayu yang tidak bersalah itu. Beberapa semut terlihat terlempar dari kawanannya. Sepertinya ia baru saja menendang pagar rumah Yuuri.
“aaarggh!!” apa sih yang dipikirkan bocah itu?
Apanya yang berubah?
Walau kau menikah dengan dhe chan pun kamu tetap temanku!
Ee? Kekkon? Apa yang ku pikirkan? Hahaha Yama terlihat seperti orang sinting. Tertawa dan marah sendiri.
“Haahhhhhhh anak bodoh!”
Sepanjang jalan itu Yama terus memaki Yuuri. Tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh anak itu. Padahal dhe chan sudah mengutarakannya dengan jelas. Apalagi sekarang?
Bukannya dia juga bilang tidak membenci dhe chan? Aahh aku tidak mengerti jalan pikiran mereka!
Oneechan juga, setelah mengutarakan perasaannya malah menghilang.
Kemana saja sih kamu?
“Oneechaaaaaaan!!!!!” teriak Yama terlihat mengamuk.
“Huuh awas kau Yoshi!!! Aku tidak akan memaafkanmu kalau sampai dhe chan tergores sedikit saja!!!” teriakan Yama mengaum di sepanjang jalan setapak itu.
Daun-daun akasia itupun bergetar ngeri mendengar ancaman Yama kepada salah satu sepupunya itu. Yoshi adalah sepupu Yama dari ibu dhe chan.
Aargghh!! Tentu saja anak itu lebih dekat kepadanya.
Sial!!!
Harusnya hari itu aku tidak memintanya mencari dhe chan. Yama sangat kesal ia seperti sedang menerkam seseorang dalam bayangannya sendiri.
“Heyaaaa… itai….” darah ini tidak mau kerjasama.
Jari tangannya terlihat sakit, ia meringis sepanjang jalan.
Tentu saja kamu sudah menggebuk cermin kesayangan Yuuri.
“Hahaha….” Tawa Yama menertawakan dirinya sendiri.
“Eeto, chotto matte” ia berpikir.
Ahhrrghh!! Tidak!!
Sampai rumah, pasti kakak jadi ribut.
Ia pun berbalik arah.
Tidak jadi pulang.
Yuuri Heart’s
“ Ichi”
Yuuri
Yuuri menghampiri cermin yang sudah hacur berkeping itu. Bermaksud memungutinya.
“Jari Yama bagaimana ya? Apa tidak sakit?” rintihnya khawatir.
Cermin itu kini berserakan perih meninggalkan keheningan dilantai kamarnya.
“Hmmmf… membersihkannya mulai dari mana ya?” Ia bingung sendiri. Pekerjaan seperti ini saja membuatnya bingung. Ini kan hanya masalah mudah.
Apa pikiran orang dewasa itu selalu pelik seperti ini?
Ya, Yuuri kini tumbuh semakin dewasa sejak pertemuan pertamanya dengan dhe_chan.
Dua tahun yang lalu.
Yuuri masih seorang bocah polos yang manis. Ia bertemu dhe chan di rumah Yama rumah asri dan hangat oleh kasih sayang keluarga itu. Disana Yuuri bertemu dengan dhe chan. Dhe chan anak yang manis. Ia aktif dan ceria.
Dua tahun yang lalu, pertemuan pertamaku dengan dhe chan setelah lama sekali kami tidak bertemu. Hari itu entah kenapa pandangan dhe chan sedikit berbeda kepadaku. Aku jadi gugup. Wajahku memerah dan sepanjang hari itupun aku jadi salah tingkah. “Hihihi…” Yuuri tersenyum. Teringat kenangan pertamanya dengan dhe chan.
“ Chii…. Ayo kesini kita main air!” kata dhe chan yang saat itu sedang bermain lempar bola di kolam rumahnya.
“Hai’” ucapku malu-malu. Dhe chan tersenyum dengan manis. Seperti buah apel. Pipinya memerah.
Aku jadi malu.
Dengan wajah menunduk aku berjalan menuju kolam itu.
Aku terkejut.
“Anou, ini bukannya kolam ikan?” Tanya Yuuri kebingungan.
Dulu dia sering melihat Gakuto sama memancing ikan-ikan koi nya di kolam ini.
“fufufufufu” dhe chan hanya tersenyum.
Itu bukan jawaban.
Aku jadi bingung.
Lagi-lagi aku bingung.
“Iya, dulunya kolam ikan. Tapi mulai hari ini bukan” jawab Tegoshi kakak laki-laki pertama Yama yang dari tadi terlihat sibuk memindahkan ikan koi ke akurium kecil.
“Mulai hari ini akan sibuk dengan keajaiban senyum Dhe chan” kata Tegoshi riang. Ia terlihat bersemangat sekali. Mengangkut ikan-ikan koi itu.
Aku hanya bisa terbengong-bengong saat itu. Bagaimana mungkin kolam ikan yang sangat di sukai oleh Gakuto_sama itu bisa di alih fungsikan dalam hitungan menit oleh keinginan dhe chan? Padahal burung-burung saja hati-hati sekali jika ingin menumpang mandi di kolam ikan emas itu.
Apa yang membuat Gakuto sama merelakan kolam ikan kesayangannya?
Pikiran Yuuri kecil terus berkecamuk.
Sementara dhe chan terlihat tak perduli.
“Chii... ayo kesini… kocchi~ kocchi~” dengan senyum tanpa dosa gadis itu memanggilku.
Aku yang masih terbengong-bengong.
“haaai’….”
“Hihihihiihihi” ada-ada saja ulah dhe chan itu. Ia sering membuat kami terkejut dengan keinginannya yang tidak biasa. Hmmmf memang keturunan Gakuto_sama. Mengingat kelakuan gakuto sama yang memang ajaib itu.
Yuuri tersenyum sendiri mengingat kejadian lucu itu. Ya, dhe chan memang anak Gakuto_sama dari Ibu yang berbeda dengan Yama.
Yama?
Hmmmmf… dia sudah pergi. Dan sepertinya marah sekali” pikir Yuuri dalam hati.
Kini ia sendirian di kamarnya. Memandang pecahan cermin itu.
Pecahan yang paling besar memantulkan bayangan dirinya.
Jari tangannya menggapai cermin itu. Disana terdapat wajah anak berumur 15tahun yang sangat ia kenal.
Wajah yang selalu bermahkotakan senyuman.
“Senyum?”
“aku sangat menyukai senyuman Yuuri”
Ia teringat kata-kata dhe chan senja itu.
“Yuuri daisuki da yo” ungkapnya. Ia tertunduk dengan wajah yang memerah.
“ahhhh”
“sudah dua tahun aku menyimpan perasaan ini. Aku selalu berpikir entah sampai kapan bisa menahannya. Tapi, saat ini aku sudah tidak bisa berpikir lagi, jadi aku…”
“tes..” air mata dhe chan mengalir, ia menangis.
“anou, dhe chan..”
“yame…”
langkahku terhenti.
“jangan kesini…”
aku tidak yakin bisa berdiri lagi di tempat ini…
Yuuri Heart’s
“ Ichi”
Entah apa yang dipikirkan Yuuri… semua pecahan cemin itu kini memantulkan bayangan dhe chan. Dhe chan yang tersenyum, cemberut, bermain, terjatuh, dan dhe chan yang pemarah, dhe chan yang menangis. Tidak… jangan menangis… dhe chan.. nakanaide…” Yuuri ingin sekali memeluk dhe chan saat itu. Tapi langkahnya terhenti. Ia takut…
dhe chan itu chibi dan kawai... anak manis yang sangat mencintai chinen ahahaha (narsis mampues) gomen ne isinya Chinen semua dengan segala kegendengan imajinasiku yang polos ini... hahahaha polos dimananya say??? *digebukin sepatu chinen)
aku sangat suka fotografi (bener gak nich tulisannya?)
hehhe dimanapun kapanpun pengen poto2 terus~
i like my smiLe
aku menyukai senyumanku di kamera itu~
sangat tersiksa kalo disuruh poto tanpa senyum =_=