-->

My Fair Lady
Bab 1
Bagian Pertama
Pacar ku~
Yoshi’s darling_
Yoshi duduk sendirian di café BeautyfuLL_fLower’s tempat biasanya ia manggung dengan anak-anak band yang lain. Duduk di meja paling pojok memainkan sendok jus-jeruknya sedikit resah. Jari tangannya memutar-mutar jus itu saja, sambil sesekali meneguknya. Pikirannya sedikit melayang dari sana. Memandang balik pada kejadian-kejadian sebelumnya. Beberapa hari sebelum hari ini.
“Hmmm hi hi hi hi” ia tampak terkekeh. Manggut-manggut sendiri dan seperti biasa mengulum senyumnya malu-malu.
“Oi, bro!” sapa pria bertubuh besar dengan tampang timur-tengah yang kental sekali. Rambutnya sedikit ikal, dengan kaos hitam panjang yang sering dipakainya bekerja di café ini.
Osh! Akun”, jawab Yoshi dengan senyum singkat .
“Hahaha seperti biasa, bro! jawaban yang tidak mengundang pertanyaan balik sama-sekali” tawa Akun membahana di café yang masih sepi itu. Sahabatnya itu tahu benar bagaimana watak Yoshi. Pendiam dan tidak banyak tanya. Sedikit pemalu dan sering menghindari tatapan langsung.
“Un,” Yoshi angguk-angguk setuju.
“Tumben kesini, tidak ada job manggungkan?
biasanya kamu tidak mau” kali ini Akun meliriknya.
“Uhmm, main” jawabnya datar. Memainkan sendoknya lagi.
“HAH?” Seakan tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Akun langsung memandang sahabatnya itu lekat-lekat. Duduk di depannya dengan mulut sedikit menga-nga.
“ANEH INI ANEH” pikir Akun penasaran. Tidak pernah sahabatnya itu bertindak aneh seperti hari ini. Memang sih dia pendiam tulen. Tapi duduk nampang di café sendirian sambil pesan jus-jeruk manis dan memainkannya selama berjam-jam ITU BUKAN YOSHIHIRO SAMA SEKALI!!!!!
“Anou, chotto-chotto”1 Akun berpikir keras memulai pertanyaan.
“Umh?” jawab Yoshi lagi.
“GYAAAAA” Akun berteriak dalam hati.
Matanya sampai melotot.
Nee? Yo-Yoshi menjawab pertanyaan yang belum dilontarkannya?
“Umh?”
dia dapat kosakata baru itu dari mana? Akun berpikir keras.
Ini aneh.
Pasti ada sesuatu yang terjadi sebelum Yoshi sampai ke café ini.
Apa dia kerasukan? Atau sakit? Segera Akun mengukur suhu tubuh Yoshi. Menempelkan tangan kekar dan besarnya di jidat mungil Yoshi.
“Eehh?” Yoshi sedikit bergeser.
“Daijyoubu desu ka?”2 Tanya Akun khawatir.
“Iie, daijyoubu desu”3 jawab Yoshi mantap. Ia tak merasa sedang sakit atau semacam-nya. Di liriknya, Akun angguk-angguk setuju. Badannya memang tak panas dan tidak menunjukkan tanda-tanda demam.
1. Tunggu sebentar
2. Baik-baik saja?
3. Iya, baik.

Yoshi
Dua jam dia duduk disana. Memainkan jus-jeruknya. Menatap Akun yang berjalan mondar-mandir melayani pengunjung. Bertemu pandang beberapa kali dengan Akun yang tampak memperhatikannya juga dari tadi. Yoshi tidak ingin mengganggu pekerjaannya, juga tidak meminta untuk ditemani. Dia hanya ingin berada didekat orang yang dikenalnya itu.
My Fair Lady
Suasana café beberapa menit setelah itu.
Pengunjung memang masih sepi di jam bekerja seperti ini.
10.00 a.m
Akun melirik jam tangannya. Masih banyak waktu luang.
“Tidak kuliah?” Tanya Akun memancing pembicaraan. Sudah 25 menit sejak mereka bercakap-cakap tadi.
“Aku bolos” jawab Yoshi ringan.
Akun tercengang. Kali ini benar-benar kaget dibuatnya. Ia sampai memiringkan kepalanya. Tak percaya dengan jawaban Yoshi yang tiba-tiba itu.
“Ehee tumben” tak ingin memperlihatkan kekagetannya, Akun berusaha mendatarkan suaranya. Kalau sudah seperti ini biasanya…
Yatta, 4 sepertinya berhasil.
Kali ini Yoshi memandangnya. Saat yang tepat untuk bertanya. Pikir Akun senang.
“Pasti ada sesuatu yang terjadiKAN?” Tanya Akun menyelidik.
Yoshi sedikit menghindari tatapan maut Akun.
“Hehehe” jawabnya tersenyum malu. “chotto soudan ga arunda” 5
Akun memperhatikannya seksama.

My Fair Lady
Bagian 1
Yoshi’s darling
4. baguslah!
5. ada yang mau kuceritakan



Tentang~
Nadheshik0_Yamato

Rambutnya tak terlalu panjang, hanya sedikit lebih panjang dari bahunya. Memakai kacamata dengan minus 350 di kanan dan 250 di kiri dengan tambahan silinder di mata kirinya. Umh, dan satu tahi lalat mungil di bagian bawah mata kirinya. Hidungnya mancung, tampak terlihat menonjol di wajahnya yang mungil. Terkadang orang memanggilnya India atau Arab nyasar. Hehehe gambaran sedikit tentang dhe_chan, seperti itu biasanya ia di panggil.
Nilai akademik biasa-biasa saja. Tidak bodoh, tapi juga tidak bisa dibilang pintar sekali ^ ^; sangat senang bernyanyi walau suaranya pas-pas’an. Sedikit usil dan sangat polos. Perangainya ceria dan agak childish.
Tahun ini ia sudah kelas 2 SMA. Tapi, tidak bertambah tinggi juga sejak jaman SMP, 146 centimeter tidak pakai koma. Terkadang sedikit iri dengan pertumbuhan adiknya yang sudah 142 centimeter di kelas 1 SMP.
Ranko, adik bungsunya. Mungil dan menggemaskan. Sering mengajaknya bertengkar. Dan manja disaat-saat tertentu. Dhe chan memanggil nya Rum_chan. Karena Ranko sangat senang makan Gula-gula Arum manis.
Sudah?
Chotto~ dhe chan masih punya satu adik lagi.
Ginko. Adik laki-laki nya yang duduk di bangku SMA. Masih kelas satu, tapi tingginya sudah 164 centimeter. Dhe chan tidak iri dengan tinggi Gin, “wajar saja dia kan laki-laki” celetuknya ringan.
Ginko Sedikit tembem di kedua pipinya. Otot bahunya besar. Dia senang memancing dan memasak. Di klub sekolahnya, Ginko sangat ingin masuk klub memasak. Tapi tentu saja niat itu di urungkannya, ia yang mengaku cowok tampan itu langsung masuk klub Kempo ketika dhe chan ajak masuk klub memasak yang notabene sudah jelas cewek semuanya ^_^;
Nah, jadi dhe chan anak pertama?
Hehe bukan dhe chan masih punya dua kakak laki-laki lagi.
Tapi, ya sudahlah nanti saja mereka diceritakan.
Kita akan melirik kegiatan dhe chan sebentar.
Sepertinya ia sedikit mengantuk~
My Fair Lady
“Hoaaheeeemmm~ nemuiiii” 6 kantuk dhe chan tak tertahankan. Padahal ini baru jam 10 pagi. Matanya sedikit merah di balik bingkai kacamatanya.
“Dhe chan, di liatin sensei7 tuch~” tegur Tsuki yang duduk di depannya.
“He~ech” jawabnya singkat. Tidak heran kenapa temannya yang duduk di depannya itu yang malah menegurnya. Wong, Hikaru yang duduk di sampingnya malah sudah molor dari tadi. Dhe chan tak tega membangunkan, maaf ya /~_~\ .
“Hika~chan~ banguuun~” goda dhe chan menyubit pipi laki-laki kurus di sampingnya itu. Jidatnya tampak nong-nong. Tertunduk di balik buku paket Bahasa Inggrisnya.
“heemmmnyeem nyeem” jawaban tak jelas Hikaru di sambut dhe chan dengan anggukan setuju. “Ngantuk sekali katanya”.
“Aahh sebenarnya aku juga~” tapi rasa kantuk itu harus ditahan. Bisa gawat kalau ia harus berdiri di lorong lagi pada jam pelajaran yang satu ini. Bukannya sombong, Hikaru dan dhe chan sudah 3 kali tertidur di jam pelajaran yang sama --_--;
“Kalian berdua niat belajar atau tidak?” sensei bertanya seperti itu 2 minggu yang lalu. Ya, pertanyaan yang hanya bisa di jawab dhe chan dengan senyum geli.
“Aku niat kok~ tapi aku ngantuk” jawaban se’enaknya ini sedikit lagi terlontar dari bibirnya kalau saja Tsuki tidak memelototinya. Seakan tahu dengan jawabannya. “hehehe gomennasai deshita senseeei~”8 jawab dhe chan yang segera di’ikuti Hikaru sambil membungkuk dalam sekali.
“fufufu ^~^” tertawa geli saja kalau ingat kejadian itu. Hukuman selanjutnya adalah membersihkan kolam renang sekolah. Sampai sore, Hikaru dan dhe chan membersihkan kolam renang yang memang sengaja dikeringkan itu.
Tsuki menunggunya di samping kolam.
“Memang tidak boleh membantu mereka berdua” jelas Takaki-kun yang berjongkok disebelahnya. Terkekeh senang melihat Hikaru yang mengomel. Mengacungkan sikat lantainya ke Takaki yang malah menyuruhnya membersihkan sepatunya juga. Dhe chan pasrah saja. Terlihat senang malah.
“Sudah lama tidak main hi hi hi”
“TENG TENG TENG” waah bagus sekali bel istirahat berbunyi. Mata hikaru langsung melek sempurna. Di ikuti senyum gingsulnya.
“Sudah segar, Yaotome-kun?” Tanya sensei.
“Hoaaa?” kaget Hikaru melongo.
“Tolong antarkan buku tugas ini ke kantor Guru” perintah Sensei sambil tersenyum.
“Ehehe baik senseei~” jawab Hikaru pasrah.
“Tapi, sebelumnya rapikan dulu seragammu. Dan juga cuci muka dulu.” Setelah mengatakan itu sensei pun segera pergi.
“Gomee Hika-chan, tadi aku sudah membangunkanmu loh ~_~`” jelas dhe chan. bersandar di lengannya yang kurus.
“Biarkan saja, biar kapok” kata Tsuki membenarkan. Merapikan buku pelajarannya tanpa berbalik memandang Hikaru.
“Hahahhahahaha” Takaki di sebelahnya tertawa melihat muka bego Hikaru.
Sambil mengoceh tak jelas Hikaru pergi tanpa mengajak dhe chan.
“Auk ahhh~ nemuuiii --_--“ dhe chan merebahkan kepalanya di meja. Kali ini benar-benar ingin tidur.
*******
6. Mengantuk
7. Guru
8. Mohon maaf, Guru
“TENG TENG TENG”
Bel sekolah berbunyi lagi. Anak-anak yang lain langsung berhamburan membubarkan diri. Pergi ke klub atau langsung pulang.
Dhe chan tampak malas merapikan buku-buku pelajarannya.
“Yo! Aku duluan teman!” Hikaru langsung meloyor pergi setelah mengacak-ngacak rambut Dhe chan.
“Week” jawab dhe chan menjulurkan lidahnya.
“Umhh aku ke klub duluan ya?” kata Takaki kelihatan meminta ijin pada Tsuki.
“Iya, duluan aja. Aku dan Dhe mau ke perpus dulu” mendengar itu Takaki benar-benar lega. Karena dia paling anti dengan hal yang berbau buku. Termasuk sekolah. Dhe chan yakin, kalau tidak ada Tsuki, mungkin dia sudah menyusuri jalanan sepanjang hari dengan sepeda motor besarnya itu.
“Oke~ baik-baik ya~” senyumnya puas-lega. “Dhe~ tu benerin kacamata mu” sambungnya setelah membawakan buku tugas Tsuki (yang berat) duluan.
“Aku iri” dhe chan terperangah. Manyun menatap lagi buku-buku tugasnya.
“Hehehehe daijyoubu Dhe” Tsuki membawakan setengah buku Dhe chan dan tersenyum malu.
Mata dhe chan berbinar sempurna.
“Ooooh Tsuki` aku mencintaimu~” Peluk dhe chan manja.
Memeluk Tsuki erat-erat seperti biasanya.
Tentang~
Nadhehiko_Yamato