KURSI~
dhe chan
Kursi~
“Tuan duduklah
disini”
Aku menyodorkan
senyum
lebar
kepada pemuda itu,
ia tak membalas menyapaku
dia langsung duduk
tanpa ekspresi
memandang hampa
pada papan tulis berkabut itu
sepertinya ia resah
duduknya
tak tenang
dalam kebisuannya
Pemuda~
Ngantuk,
Aku merana di sudut
Kursi tak bertuan ini
tua~ renta~
Aaaaah~
Aku lapar
Ilmu itu berhamburan
di lantai-lantai koridor
Keluar dari pintu-pintu malam
yang tak dibekap mikrofon
bosan~
aku terkapar dalam
jeritan bayanganku
Tak berdaya
Duduk diam
Disini~
Dua jam dalam bisu
Berakhir~
akhirnya tak ada suara lagi
di kelas buta ini
tuan itu langsung pergi
ia bahkan tak menyapaku sedikitpun
hmmphhh~~
setiap hari mengulum sepi
di sudut ini
aku tua~ renta~
tak ada yang mau melihatku
kini aku berkhir
merana
di pojok kelas
dhechan
antara 1 siang dan 2 Oktober pagi
Aku, pena ku~
dhe chan
Aku tertambat
diantara
dua gelang yang berandar rindu itu
Terhenyak dalam relung kursi-kursi tua
Ah~
Lantai yang berserakan mimpi
Aku resah dalam hening pena
R.16, 10.30