Palang berbisik 1

merengkuh
melebar
dinding-dinding berbicara
menuai kata-kata bisu
penuh makna
yang tersimpan diantara
ketik putih,
di kolong palang
berjejer saru lembaran
musik yang dialunkan
masih berdenyut nada
janji lentera

di lorong jerami, jemari
manis saling bertaut
berbisik pada kedua
rekannya jempol dan tengah
jemari,
mereka berbisik,
“dua enam, dua-ribu
sepuluh-”











Palang berbisik 2


Sederet janji
mengitari langkah-langkah gontai pengemis tua
yang mengais-ngais
di tengah kerumunan berkas-
berputar-putar
dalam deritan lemari

kotak post
meneriaki kediamannya
licin dalam senyumannya
yang bisu

longlongan kayu jalanan
saling berbisik
dua lebihannya
orang awam yang pintar

tiga lagi menarik-narik
ujungan pintu yang
jarang terdengar

di layar tembok
sepasang bunga rose
kompak bersorak

lautan biru berlabuh
menabuh sekian kata
dalam diksi yang panjang



dan satu lagi
bergelayutan
dalam benak-benak
bergelantungan di bawah palang
yang melolong
di kaki bumi

segores tinta kan menentukan…